Korea bersiap untuk perang

SEOUL — Pemerintah Korea Utara (Korut) melawan tekanan Amerika Serikat (AS). Melalui surat kabar Rodong Sinmun, Pyongyang memperingatkan akan melakukan serangan awal.

“Lewat kekuasaan kami yang sangat besar, serangan awal sedang diluncurkan. Serangan ini akan dengan cepat menyapu bersih, bukan hanya pasukan imperialis AS di Korea Selatan dan sekitarnya, tetapi juga daratan AS. Membuat AS menjadi abu,” demikian bunyi pemberitaan Rodong Sinmun, Kamis (20/4).

Ancaman Korut itu untuk membalas pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, yang menyatakan pemerintah AS telah mencari sejumlah cara untuk menekan Pyongyang terkait program nuklirnya. Presiden AS, Donald Trump, memutuskan bersikap keras terhadap Pemimpin Korut, Kim Jong-un, yang menolak menghentikan program nuklir dan rudalnya.

Gertakan Pemerintah Korut ini bukan yang pertama. Negara yang terkucilkan itu secara terus-menerus mengancam akan menghancurkan Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan AS serta memperlihatkan sikap agresif, khususnya setelah kegagalan uji coba misil pada hari Minggu (16/4) lalu.

Sementara itu, Juru Bicara Dewan Perwakilan Rakyat AS, Paul Ryan, mengatakan agresi militer harus menjadi bagian dari upaya menekan Pemerintah Korut. Namun demikian, dia mendorong langkah untuk bekerja sama dengan Tiongkok guna mengurangi ketegangan.

“Membiarkan diktator ini (Kim Jon-un) memiliki kekuasaan seperti ini bukan hal yang boleh dibiarkan,” kata Ryan.

Terkait ketegangan yang dipicu oleh Pemerintah Korut, diplomat asal Russia yang tidak mau dipublikasi identitasnya mengatakan AS dan Russia berseberangan pendapat dalam rapat Dewan Keamanan PBB, Rabu (19/4).

Diveto Russia

Pemerintah Russia tidak setuju dengan rancangan pernyataan Dewan Keamanan PBB yang dibuat oleh AS untuk mengutuk uji coba peluncuran rudal dan misil Korut pada akhir pekan lalu.
Akan tetapi, Pemerintah Tiongkok sudah menyetujui rancangan tersebut. Pernyataan yang hendak diterbitkan Dewan Keamanan PBB, harus mendapat persetujuan dari ke-15 anggota Dewan Keamanan melalui konsensus.

Russia memveto usul AS di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu. Selain pernyataan mengutuk, AS mengusulkan kepada DK PBB untuk menyatakan kepada Korut agar tidak melakukan uji coba nuklir lebih lanjut.

Korut sudah lima kali melakukan uji coba nuklir dan dalam waktu dekat akan melakukan uji coba yang keenam, yang diklaim sebagai terunggul dan siap dioperasikan.
Usul Amerika ke Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk Korut atas peluncuran rudalnya telah didukung 14 anggota DK PBB, termasuk Tiongkok—sekutu terbesar Korut dan pemilik hak veto tetap di Dewan Keamanan PBB.

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, memberikan kebebasan kepada Korut untuk mengabaikan masalah ini. Yang penting, kata Haley, Pyongyang harus tahu bahwa AS bukan penyerang. “Saya kira penting Korut mengetahui kami tidak berusaha memilih bertarung, jadi jangan coba dan berikan hal itu kepada kami,” kata Haley.




Sumber: koranjakarta.com

Comments